Selasa, 08 Mei 2012

Cinta Bukanlah Sebuah Pelukan atau Ciuman

Sebuah cerita sangat mengharukan yang dilakoni oleh sepasang muda-mudi, mereka sebenarnya saling mencintai meskipun salah satu diantaranya adalah orang miskin. Sampai suatu ketika mereka harus berpisah dan bahkan untuk selama-lamanya. Perpisahan keduanya, sebenarnya di dasari oleh sang cewek yang mempunyai penyakit mematikan, namun cewek tersebut terpaksa berbohong kepada si cowok, agar dia meninggalkannya.

Cerita ini sedih banget, sekali lagi cerita ini sedih dan mengharukan. Dan cowok tersebut tidak tahu kalau ceweknya mempunyai penyakit, yang dia tahu bahwa ceweknya itu matre, sedangkan cowoknya adalah orang yang miskin. Dari situlah sang cowok berusaha keras untuk menjadi orang sukses, namun setelah sukses, justru dia menemukan hal yang tidak pernah terpikirkan olehnya, yaitu kehilangan sang pujaan hati untuk selamanya (kebayang gak, kerja banting tulang, namun tujuannya tidak tercapai).

Penasaran dengan cerita sedih banget dan mengaharukan ini? Silakan simak cerita sedih dan mengharukan sepasang muda-mudi yang saling mencintai berikut ini.

Asep dan Titin adalah sepasang kekasih yang serasi walaupun keduanya berasal dari keluarga yang jauh berbeda latar belakangnya. Keluarga Titin berasal dari keluarga kaya raya dan serba berkecukupan, sedangkan keluarga Asep hanyalah keluarga seorang petani miskin yang menggantungkan kehidupannya pada tanah sewaan.

Dalam kehidupan mereka berdua, Asep sangat mencintai Titin. Asep telah melipat 1.000 buah burung kertas untuk Titin, dan Titin kemudian menggantungkan burung-burung kertas tersebut pada kamarnya (Kebayang gak ada 1.000 burung dikamar Titin hehehe). Dalam tiap burung kertas tersebut Asep telah menuliskan harapannya kepada Titin. Banyak sekali harapan yang telah Asep ungkapkan kepada Titin. “Semoga kita selalu saling mengasihi satu sama lain”, ”Semoga Tuhan melindungi Titin dari bahaya”, ”Semoga kita mendapatkan kehidupan yang bahagia”, dan kata-kata puitis lainnya dari Asep buat Titin.

Semua harapan itu telah disimbolkan dalam burung kertas yang diberikan kepada Titin. Suatu hari Asep melipat burung kertasnya yang ke 1.001, burung itu dilipat dengan kertas transparan sehingga kelihatan sangat berbeda dengan burung-burung kertas yang lain. Ketika memberikan burung kertas ini, Asep berkata kepada Titin: “Tin, ini burung kertasku yang ke 1.001. Dalam burung kertas ini aku mengharapkan adanya kejujuran dan keterbukaan antara aku dan kamu. Aku akan segera melamarmu dan kita akan segera menikah. Semoga kita dapat mencintai sampai kita menjadi kakek nenek dan sampai Tuhan memanggil kita berdua!“

Saat mendengar Asep berkata demikian, menangislah Titin. Ia berkata kepada Asep: “Hiks hiks hiks (suara Titin menangis, red) Sep, senang sekali aku mendengar semua itu, tetapi aku sekarang telah memutuskan untuk tidak menikah denganmu karena aku butuh uang dan kekayaan seperti kata orang tuaku!”.

Saat mendengar itu Asep pun bak disambar geledek. Ia kemudian mulai marah kepada Titin. Ia mengatai Titin matre, orang tak berperasaan, kejam, dan sebagainya. Akhirnya Asep meninggalkan Titin menangis seorang diri. Asep mulai terbakar semangatnya. Ia pun bertekad dalam dirinya bahwa ia harus sukses dan hidup berhasil. Sikap Titin dijadikannya cambuk untuk maju dan maju.

Dalam Sebulan usaha Asep menunjukkan hasilnya. Ia diangkat menjadi kepala cabang di mana ia bekerja dan dalam setahun ia telah diangkat menjadi manajer sebuah perusahaan yang bonafide dan tak lama kemudian ia mempunyai 50% saham dari perusahaan itu. Sekarang tak seorangpun tak kenal Asep, ia adalah bintang kesuksesan.

Singkat cerita sukses Asep. Suatu hari Asep pun berkeliling kota dengan mobil barunya. Tiba-tiba dilihatnya sepasang suami-istri tua tengah berjalan di dalam derasnya hujan. Suami istri itu kelihatan lusuh dan tidak terawat. Asep pun penasaran dan mendekati suami istri itu dengan mobilnya dan ia mendapati bahwa suami istri itu adalah orang tua Titin. Asep mulai berpikir untuk memberi pelajaran kepada kedua orang itu, tetapi hati nuraninya melarangnya sangat kuat.  

Asep membatalkan niatnya dan ia membuntuti kemana perginya orang tua Titin. Asep sangat terkejut ketika didapati orang tua Titin memasuki sebuah makam yang dipenuhi dengan burung kertas. Ia pun semakin terkejut ketika ia mendapati foto Titin dalam makam itu. Asep pun bergegas turun dari mobilnya dan berlari ke arah makam Titin untuk menemui orang tua Titin.

Orang tua Titin pun berkata kepada Asep :”Sep, sekarang kami jatuh miskin. Harta kami habis untuk biaya pengobatan Titin yang terkena kanker rahim ganas. Titin menitipkan sebuah surat kepada kami untuk diberikan kepadamu jika kami bertemu denganmu.”

Orang tua Titin menyerahkan sepucuk surat kumal kepada Asep. Asep membaca surat itu. “Asep, maafkan aku. Aku terpaksa membohongimu. Aku terkena kanker rahim ganas yang tak mungkin disembuhkan. Aku tak mungkin mengatakan hal ini saat itu, karena jika itu aku lakukan, aku akan membuatmu jatuh dalam kehidupan sentimentil yang penuh keputusasaan yang akan membawa hidupmu pada kehancuran. Aku tahu semua tabiatmu Sep, karena itu aku lakukan ini. Aku mencintaimu Asep... Titin,“ begitulah isi surat tersebut.

Setelah membaca surat itu, menangislah Asep. Ia telah berprasangka terhadap Titin begitu kejamnya. Ia pun mulai merasakan betapa hati Titin teriris-iris ketika ia mencemoohnya, mengatainya matre, kejam dan tak berperasaan. Ia merasakan betapa Titin kesepian seorang diri dalam kesakitannya hingga maut menjemputnya, betapa Titin mengharapkan kehadirannya di saat-saat penuh penderitaan itu.

Tetapi ia lebih memilih untuk menganggap Titin sebagai orang matre tak berperasan. Titin telah berkorban untuknya agar ia tidak jatuh dalam keputusasaan dan kehancuran. Cinta bukanlah sebuah pelukan atau ciuman tetapi cinta adalah pengorbanan untuk orang yang sangat berarti bagi kita. Cerita sedih banget dan mengharukan ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga hikmah di balik cerita sedih mengharukan tentang cinta diatas dapat memberikan motivasi bagi kita semua untuk lebih tahu arti tentang cinta. Semoga bermanfaat.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Sedih :(

Posting Komentar