Sabtu, 11 Agustus 2012

Tiga Strategi Stabilkan Harga Kedelai

Komhukum (Pangkalan Baru) - Ekonom Universitas Bangka Belitung, Suhardi MSc, mengatakan ada tiga strategi yang dapat diterapkan pemerintah pusat melalui kementerian terkait untuk menciptakan stabilitas harga kedelai di pasaran.

"Tiga kebijakan tersebut, yakni yang pertama adalah melalui pengaturan sistem tata niaga kedelai untuk menghindari adanya monopoli dari kelompok tertentu, sehingga menyebabkan stok kedelai di pasaran menipis dan harganya melonjak," ujarnya di Pangkalan Baru, Sabtu (11/08).

Ia mengatakan, melalui pengaturan sistem tata niaga kedelai tersebut efektif untuk mengendalikan penguasaan pasar kedelai yang kemungkinan bisa dilakukan seseorang ataupun sekelompok orang tertentu, sehingga penyebarannya merata hingga ke setiap daerah.

"Selama ini saya belum tahu apakah ada indikasi monopoli kedelai di pasaran yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang, namun saya menghimbau agar pemerintah melalui kementerian terkait segera menerapkan kebijakan tersebut untuk menstabilkan harga kedelai di pasaran," ujarnya.

Kemudian, menurut dia, strategi kedua yakni dengan melakukan revitalisasi terhadap lahan pertanian untuk ditanami kedelai dengan harapan ke depannya produksi kedelai nasional meningkat dibandingkan sekarang, sehingga mampu memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri.

"Strategi revitalisasi itu perlu dilakukan dan merupakan salah satu langkah strategis jangka panjang karena setiap tahun kebutuhan kedelai nasional terus meningkat, namun produksi kedelai dalam negeri justru malah menurun, sehingga dampaknya seperti yang sedang terjadi saat ini," ujarnya.

Ia mengatakan, program strategis revitalisasi lahan tersebut membutuhkan komitmen dari seluruh pengambil kebijakan di pusat dan daerah karena hasilnya tidak bisa dimanfaatkan saat itu juga, sehingga diharapkan hal itu bisa menjadi perhatian seluruh pengambil kebijakan terkait pusat dan daerah.

"Saya berharap pemerintah pusat dan daerah serius dan komitmen dalam menjalankan program revitalisasi ini karena program tersebut efektif untuk meningkatkan produksi kedelai nasional, sehingga mampu memenuhi kebutuhan kedelai jangka panjang," ujarnya.

Selanjutnya, menurut dia, strategi yang ketiga adalah pemerintah pusat dan daerah harus mensubsidi para petani yang akan menanam kedelai dengan cara menjamin harga kedelai di pasaran, sehingga mereka lebih bersemangat menanam kedelai.

"Melalui subsidi itu para petani dapat menjual kedelai hasil usahanya dengan harga yang kompetitif karena telah mendapat jaminan harga dari pemerintah, sehingga mereka tidak merasa khawatir mengalami kebangkrutan karena harga kedelai anjlok saat mereka panen," ujarnya.

Namun, kata dia, permasalahan yang terjadi selama ini khususnya terhadap harga kedelai adalah kebijakan-kebijakan yang diterapkan pemerintah hanya bersifat jangka pendek saja seperti melakukan impor kedelai jika stok kedelai dalam negeri berkurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan pelaku usaha terhadap kedelai.

"Selama ini strategi yang diterapkan pemerintah adalah jika stok kedelai kurang pemerintah melakukan impor kedelai dari negara-negara penghasil kedelai, sehingga harganya lebih mahal karena membutuhkan biaya transportasi dan lainnya," ujarnya.

Melalui kebijakan tersebut, kata dia, telah menyerap keuangan negara yang cukup besar, sehingga kurang efektif untuk diterapkan terus menerus dalam jangka panjang. "Saya berharap melalui penerapan tiga strategi tersebut ke depannya kondisi harga kedelai dalam negeri tetap stabil karena produksinya meningkat, sehingga tidak menimbulkan gejolak di masyarakat," ujarnya. (K-4/Yan)

0 komentar:

Posting Komentar