Kamis, 13 September 2012

Beranikah Foke Mencukur Kumis ?

Komhukum (Jakarta) - Kumis tebal merupakan ‘brand’ penampilan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. “Kumis” itu pula yang merupakan salah satu kekuatan dirinya dalam memenangkan pertarungan Pilkada DKI Jakarta saat berpasangan dengan Prijanto pada tahun 2007.

“Coblos Kumisnya” itulah tag line kampanye pasangan Fauzi Bowo-Prijanto waktu itu. Ternyata tag line itu cukup ampuh dalam menyedot suara dari para pemilih. Sehingga pasangan Adang Daradjatun-Dani Anwar  yang diusung PKS yang waktu itu memiliki suara cukup besar di DKI Jakarta, dapat dikalahkannya.

Tetapi kampanye “Coblos Kumisnya” ternyata rontok dalam pilkada DKI yang digelar 11 Juli 2012 lalu. Dukungan terhadap “Bang Kumis” Fauzi Bowo merosot dengan perolehan suara 34,6% suara. Calon incumbent itu mendapatkan perlawanan yang sangat tangguh dari pesaing baru Walikota Solo Joko Widodo yang ikut dalam kontestasi Pilkada DKI Jakarta kali ini.

“Bang Kumis” Fauzi Bowo alias Foke habis ‘dicukur’ oleh Joko Widodo yang berpenampilan kalem dan bersahaja berbaju kotak-kotak. Jokowi tampil dengan penampilan bersih tak berkumis seperti lawan beratnya, calon incumbent yang diusung Partai Demokrat, dan beberapa partai lainnya.

Adalah Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar yang berani melihat adanya kelemahan pada diri Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Fauzi-Nara) hingga pasangan cagub DKI Jakarta yang didukungnya itu kalah telak di seluruh wilayah kecuali di Kepulauan Seribu. Muhaimin Iskandar pun meminta Foke merubah penampilan untuk pertarungan di putaran kedua menghadapi Jokowi-Basuki.

Sepertinya tag line “Coblos Kumisnya” sudah dapat ‘dicukur’ oleh Jokowi-Ahok dengan tampilan sederhana dan langsung menyapa warga dari kampung ke kampung dan dari gang ke gang. Pasangan yang diusung PDIP dan Partai Gerindra itu mampu berkomunikasi langsung kepada warga dengan mengenakan pakaian kotak-kotak.
 
Sementara yang mencolok pada Foke hanya penampilan "Kumis" yang menjadi trade mark penampilan  politiknya. Dalam putaran pertama tag line "coblos kumisnya" itu coba dilawan oleh pasangan Hendardji Soepandji-A. Riza dengan Jargon "berkumis itu kumuh dan kotor".

Dua juta lebih warga Jakarta tidak mencoblos alias golput dalam putaran. Dari jumlah itu sebagian besar merupakan pemilih Fauzi Bowo di Pilkada 2007.

Ini tentu saja tantangan bagi Fauzi-Nara untuk dapat membujuk suara golput agar berpihak kepadanya. Walaupun langkah pendekatan kepada masyarakat langsung dinilai sudah terlambat, 'to be or not to be' Foke harus turun ke masyarakat.

Dalam situasi seperti itu Foke diminta untuk tampil lebih smart tanpa kumis tebal. Ataukah sang incumbent itu akan tetap mempertahankan "kumisnya" sebagai trad mark lamanya.

Tetapi rupanya tag line "Bang Kumis" kembali diusung oleh pasangan Fauzi-Nara. Dalam debat terbuka yang diselenggarakan KPUD DKI Jakarta tadi malam di Hotel Grand Melia, para pendukung cagub incumbent itu meneriakkan "Bang Kumis I love you".

Dengan mengangkat tag line itu, Foke tetap mempertahankan penampilan kampanye yang selama ini diusungnya. Hal itu juga tercermin dari pemaparan program-program kampanye yang disampaikan dalam debat cagub-cawagub tadi malam.

Busway sepertinya menjadi andalan Foke untuk menanggulangi kemacetan yang selalu menjadi momok bagi warga Jakarta.

Sementara untuk sektor ekonomi Foke mengusung program-program yang pro pertumbuhan, pro Job dan pro poor yang diklaim sebagai program yang mendahului pemerintahan saat ini. Karena Bagi Foke pertumbuhan ekonomi itu akan dapat membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya untuk warga Jakarta.

Apakah "Bang Kumis" akan mampu menyedot 2 juta pemilih yang lari menjadi golput pada putaran pertama ? Ataukah suara itu akan lari ke pasangan Jokowi-Ahok yang tetap mengusung kesederhanaan dan kesahajaan serta baju kotak-kotak dalam kampanye. Kita tunggu putaran kedua Pilkada DKI, 20 September nanti. (K-5/yan)

0 komentar:

Posting Komentar