Berita tertangkapnya Yoyo Drumer Kelompok Band Padi, membuat gempar jagat musik nasional.
Penangkapan Surendro Prasetyo nama panjang Yoyo, ternjadi di Apartemen Sudirman Park, Jakarta Pusat, setelah polisi menerima laporan adanya sekelompok orang yang sedang pesta shabu di apartemen tersebut pada akhir Februari 2011 lalu.
Kini mantan suami penyanyi Rosa harus meringkuk di sel tahanan Badan Narkotika Nasional (BNN) Cawang, Jakarta Timur.
Kini mantan suami penyanyi Rosa harus meringkuk di sel tahanan Badan Narkotika Nasional (BNN) Cawang, Jakarta Timur.
Data dari menyebutkan masih ada 11 artis yang sedang diincar polisi terkait pemakaian narkotika. Banyaknya kalangan artis khususnya musisi terjerat narkotika betapa dekatnya kalangan pesohor dengan obat-obatan terlarang.
Berikut beberapa kisah dari musisi dan penulis terkemuka yang terjerat dalam lingkaran setan narkotika. Jerat memabukkan yang membuat kariernya hancur dan tidak sedikit berujung pada kematian yang tragis.
Dari sekian banyak musisi, kelompok pemusik jazz di Amerika, merupakan kelompok yang paling banyak menggunakan obat bius. Ini terjadi sejak dekada tahun 1900-an, ketika penggunaan kanabis, kokain dan heroin mulai populer, terutama pusat jazz Amerika di New Orleans.
Bahkan, tipe obat-obatan yang digunakan para musisi itu beragam sesuai dengan musik yang mereka mainkan ---blus, Dixie Land, gaya Chicago, panas, kalem dan modern jazz--- kata-kata tersebut digunakan untuk menyebut obat-obatan. Pada tahun 1920-an, adalah Milton “Mezz” Mezzrow, kata-kata “Mezz” adalah kata slang untuk marijuana atau ganja. Di kalangan pemusik itu, mengkonsumsi obat ini dipercaya sebagai sebagai motivasi dan penghayatan tempramen musik.
Musisi dan sejarawan jazz Mezz atau Mezzrow adalah pecandu berat marijuana. Ia dan artis lain seperti Bix Bierderbecke menyebut “teh” dan “mangkuk” bagi penggunaan opium itu. Mezz mengkonsumsi opium setelah berkenalan dengan gang Detroit pada 1925.
Untuk meningkatkan penjualan di kalangan pelanggannya dari kalangan artis dan musisi, bandar kokain di New Orleans sampai memberikan diskon bagi pembelian kokain. Karenanya, banyak musisi jazz negro yang bermain di rumah-rumah bordil pada 1900-an meniru kebiasaan sekitarnya, menggunakan kokain atau mariyuana.
Kota Storyville menjadi pusat penggunaan mariyuana. Musisi jazz negro turut mengkonsumsi mariyuana dengan cara menghisapnya, seperti rokok. Beberapa catatan juga menunjukkan, selain menjadi pemakai, sejumlah musisi juga menjadi pengedar obat bius.
Penggunaan narkotika di kalangan musisi menyebabkan kehancuran karier dan kematian. Heroin telah membuat karier musisi jazz Charlie “Bird” Parker hancur. Lebih parah lagi, heroin juga membunuh Fats Navaro di awal 1950-an.
Selain, populer di kalangan pemusik, obat bius juga dikonsumsi oleh beberapa pemikir dan penulis terkemuka. Penulis esai terkemuka Inggris, Thomas De Quency telah melakukan eksperimen cukup lama mengenai obat-obatan. Bahkan, pengalamannya mengembara dalam alam khayal selama mengkonsumsi obat bius oleh Quency dituangkan dalam bukunya Confession of English Opium Eater” pada tahun 1821.
Penulis Eropa lainnya yang menggunakan obat-obatan terutama untuk merangsang kreativitasnya, diantaranya Arthur Conan Dayle. Pangarang cerita detektif bertopi pet Sherlock Holmes mengkonsumsi kokain. Bahkan ahli psikoanalis Sigmund Freud, diketahui secara rutin membelanjakan sekitar US$ 1,27 untuk per gram kokain pada awal 1880-an.
Penulis-penulis terkemuka lainnya yang juga menggunakan obat diantaranya, Robert Luis Stevenson, Aleister Crowly, yang mengkonsumsi kokain untuk meningkatkan kreativitas dalam menulis. Begitu juga James Jayce sampai mendapat gelar Jayce Canabish karena menjadi pecandu berat mariyuana. Penulis lainnya, Sthepane Mallame, Guillaume Apollinaire, dan filosof terkemuka dengan kata-katanya yang mendunia “Tuhan telah mati” Friedrich Nietzsche.
Selain melanda para penulis Eropa, beberapa pengarang terkenal Amerika juga melakukan hal yang sama. Seperti pengarang kisah-kisah patriotik perang sipil Amerika yang juga penyair terkemuka, Edgar Allan Poe. Novelis kesohor Mark Twain, penyair Walt Whitman, Gertrude Stein dan temannya Alice B. Toklas, Henry Miller, serta William Burrough pada 1950-an.
Dengan sekian banyak kisah tragis di kalangan pesohor yang menggunakan narkotika, lantas mengapa masih ada saja para pengikut jalan kegelapan ini. Bagi para bandar narkotika adalah bisnis yang besar, dan para pesohor yang memiliki banyak uang adalah mangsa mereka.
Berikut beberapa kisah dari musisi dan penulis terkemuka yang terjerat dalam lingkaran setan narkotika. Jerat memabukkan yang membuat kariernya hancur dan tidak sedikit berujung pada kematian yang tragis.
Dari sekian banyak musisi, kelompok pemusik jazz di Amerika, merupakan kelompok yang paling banyak menggunakan obat bius. Ini terjadi sejak dekada tahun 1900-an, ketika penggunaan kanabis, kokain dan heroin mulai populer, terutama pusat jazz Amerika di New Orleans.
Bahkan, tipe obat-obatan yang digunakan para musisi itu beragam sesuai dengan musik yang mereka mainkan ---blus, Dixie Land, gaya Chicago, panas, kalem dan modern jazz--- kata-kata tersebut digunakan untuk menyebut obat-obatan. Pada tahun 1920-an, adalah Milton “Mezz” Mezzrow, kata-kata “Mezz” adalah kata slang untuk marijuana atau ganja. Di kalangan pemusik itu, mengkonsumsi obat ini dipercaya sebagai sebagai motivasi dan penghayatan tempramen musik.
Musisi dan sejarawan jazz Mezz atau Mezzrow adalah pecandu berat marijuana. Ia dan artis lain seperti Bix Bierderbecke menyebut “teh” dan “mangkuk” bagi penggunaan opium itu. Mezz mengkonsumsi opium setelah berkenalan dengan gang Detroit pada 1925.
Untuk meningkatkan penjualan di kalangan pelanggannya dari kalangan artis dan musisi, bandar kokain di New Orleans sampai memberikan diskon bagi pembelian kokain. Karenanya, banyak musisi jazz negro yang bermain di rumah-rumah bordil pada 1900-an meniru kebiasaan sekitarnya, menggunakan kokain atau mariyuana.
Kota Storyville menjadi pusat penggunaan mariyuana. Musisi jazz negro turut mengkonsumsi mariyuana dengan cara menghisapnya, seperti rokok. Beberapa catatan juga menunjukkan, selain menjadi pemakai, sejumlah musisi juga menjadi pengedar obat bius.
Penggunaan narkotika di kalangan musisi menyebabkan kehancuran karier dan kematian. Heroin telah membuat karier musisi jazz Charlie “Bird” Parker hancur. Lebih parah lagi, heroin juga membunuh Fats Navaro di awal 1950-an.
Selain, populer di kalangan pemusik, obat bius juga dikonsumsi oleh beberapa pemikir dan penulis terkemuka. Penulis esai terkemuka Inggris, Thomas De Quency telah melakukan eksperimen cukup lama mengenai obat-obatan. Bahkan, pengalamannya mengembara dalam alam khayal selama mengkonsumsi obat bius oleh Quency dituangkan dalam bukunya Confession of English Opium Eater” pada tahun 1821.
Penulis Eropa lainnya yang menggunakan obat-obatan terutama untuk merangsang kreativitasnya, diantaranya Arthur Conan Dayle. Pangarang cerita detektif bertopi pet Sherlock Holmes mengkonsumsi kokain. Bahkan ahli psikoanalis Sigmund Freud, diketahui secara rutin membelanjakan sekitar US$ 1,27 untuk per gram kokain pada awal 1880-an.
Penulis-penulis terkemuka lainnya yang juga menggunakan obat diantaranya, Robert Luis Stevenson, Aleister Crowly, yang mengkonsumsi kokain untuk meningkatkan kreativitas dalam menulis. Begitu juga James Jayce sampai mendapat gelar Jayce Canabish karena menjadi pecandu berat mariyuana. Penulis lainnya, Sthepane Mallame, Guillaume Apollinaire, dan filosof terkemuka dengan kata-katanya yang mendunia “Tuhan telah mati” Friedrich Nietzsche.
Selain melanda para penulis Eropa, beberapa pengarang terkenal Amerika juga melakukan hal yang sama. Seperti pengarang kisah-kisah patriotik perang sipil Amerika yang juga penyair terkemuka, Edgar Allan Poe. Novelis kesohor Mark Twain, penyair Walt Whitman, Gertrude Stein dan temannya Alice B. Toklas, Henry Miller, serta William Burrough pada 1950-an.
Dengan sekian banyak kisah tragis di kalangan pesohor yang menggunakan narkotika, lantas mengapa masih ada saja para pengikut jalan kegelapan ini. Bagi para bandar narkotika adalah bisnis yang besar, dan para pesohor yang memiliki banyak uang adalah mangsa mereka.
0 komentar:
Posting Komentar